Upline yg "care"

Sempat dongkol gak sih.. kalo' join dlm satu bisnis M*LM gini terus tiba2 gak tau mau kemana utk konsul / sharing ???? Tiba2 para u*pline pada sibuk2... Firstline gak pernah memotivasi kita.. taunya cuma nagih poin alias belanjaan menjelang tupo ... Huuuuhhhhhhhh.........

Alhamdulillah ketika aku join bisnis ini, aku berada dlm satu garis sponsorship yg hebat. Artinya, hampir semua up*line-ku "care" sama do*wnline2-nya. Dari hanya sekedar menyapa "selamat pagi" atau "apa kabar" sampai memberikan pencerahan2 yg cukup berarti. Yg juga siap setiap saat utk diganggu, utk ditanya2. (Secara hampir semua online...via YM). I really appreciate it !

Utk itu, sebagai calon leader, aku juga harus siap menjadi up*line yg hebat. (Amien.. Insyaallah !). Bgmn caranya agar bisa me-manage network sendiri ?
1. At least, aku hrs punya pengetahuan yg cukup, sehingga ketika do*wnline punya pertanyaan seputar bisnis ini, aku mampu menjawab. Makanya aku tidak berhenti utk belajar belajar belajar.. membaca membaca membaca.. juga bertanya kpd yg lebih tau.
2. Tdk pelit membagi iptek yg aku punya kpd down*line. Misalnya hari ini ada dl-ku yg tanya2 mengenai koneksi internet yg praktis pake HP agar bisa online 24 jam, ya aku berikan pengetahuanku kepadanya.
3. Aksesibel setiap saat ketika mereka membutuhkan aku.
4. ..mmmm apa lagi ya,... yg jls menduplikasikan apa yg aku punya, aku alami dan aku tahu kepada dow*nline2-ku.

Ada lho member crossli*ne yg curhat ke aku.. kasian juga.. kurang dimotivasi oleh up*line kayaknya.. Aku sih gak bisa bantu banyak. Cuma aku bilang "silakan aja baca2 share di blog-ku", atau ketika dia minta bantuan aku, maka ya aku bantu sebatas posisiku aja. Aku gak bisa total spt ke grupku sendiri. Bgmn pun dia kan punya leader dan manager sendiri. Jangan sampai aku dianggap memungut anak orang !!! hehehehehehe........

So.. gabung bersamaku pasti gak nyesel !

Perbedaan: Direct Selling vs Sistem Piramida

Untuk pengetahuan, biar tambah mantap di jalur bisnis yg sedang kujalani ini, gak ada salahnya dong aku posting Perbedaan antara Direct Selling vs Sistem Piramida. Lagi-lagi info ini aku dapatkan dari website-nya APLI. Tapi berhubung blm bisa bikin tabel disini, so.. aku buat atas bawah aja ya..

1. Pengakuan
Direct Selling:
- Sudah dimasyarakatkan dan diterima hampir di seluruh dunia.
Sistem Piramida:
- Sudah banyak negara yang melarang dan menindak perusahaan dengan sistem ini, bahkan pengusahanya ditangkap pihak yang berwajib.

2. Kesejahteraan anggota
Direct Selling:
- Berhasil meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan para anggotanya dari level atas sampai level bawah.
Sistem Piramida:
- Hanya menguntungkan bagi orang-orang yang pertama atau lebih dulu bergabung sebagai anggota, atas kerugian yang mendaftar belakang.

3. Keuntungan anggota
Direct Selling:
- Keuntungan/keberhasilan Mitra Usaha ditentukan dari hasil kerja dalam bentuk penjualan/pembelian produk/jasa yang bernilai dan berguna untuk konsumen.
Sistem Piramida:
- Keuntungan/keberhasilan anggota ditentukan dari seberapa banyak ybs merekrut orang lain yang menyetor sejumlah uang sampai terbentuka satu format piramida.

4. Keanggotaan
Direct Selling:
- Setiap orang hanya berhak menjadi Mitra Usaha sebanyak SATU KALI saja.
Sistem Piramida:
- Setiap orang boleh menjadi anggota berkali-kali dalam satu waktu tertentu, menjadi anggota disebut dengan "membeli KAVLING", jadi satu orang boleh membeli beberapa kavling.

5. Biaya pendaftaran
Direct Selling:
- Biaya pendaftaran menjadi anggota tidak terlalu mahal, masuk akal dan imbalannya adalah Starter Kit yang senilai. Biaya pendaftaran tidak dimaksudkan untuk memaksakan pembelian produk dan bukan untuk mencari untung dari biaya pendaftaran.
Sistem Piramida:
- Biaya pendaftaran anggota sangat tinggi, biasanya disertai dengan produk-produk yang jika dihitung harganya menjadi sangat mahal (tidak sesuai dengan produk sejenis yang ada di pasaran). Jika seorang anggota lebih banyak merekrut orang lain, maka barulah ybs mendapatkan keuntungan, dengan kata lain keuntungan didapat dengan merekrut lebih banyak anggota, bukan dengan penjualan yang lebih banyak.

6. Penghitungan keuntungan
Direct Selling:
- Keuntungan yang didapat Mitra Usaha dihitung berdasarkan hasil penjualan dari setiap anggota jaringannya.
Sistem Piramida:
- Keuntungan yang didapat anggota dihitung berdasarkan sistem rekruting sampai terbentuk format tertentu.

7. Jumlah rekrut
Direct Selling:
- Jumlah orang yang direkrut anggota tidak dibatasi, tetapi dianjurkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
Sistem Piramida:
- Jumlah anggota yang direkrut dibatasi. Jika ingin merekrut lebih banyak lagi, ybs harus menjadi anggota (membeli kavling) lagi.

8. Produk terpakai
Direct Selling:
- Setiap Mitra Usaha sangat tidak dianjurkan bahkan dilarang menumpuk barang (Inventory Loading) karena di dalam jualan langsung yang terpenting adalah produk yang dibeli bisa dipakai dan dirasakan khasiat/kegunaannya oleh konsumen.
Sistem Piramida:
- Setiap anggota dianjurkan untuk menjadi anggota berkali-kali dimana setiap kali menjadi anggota harus membeli produk dengan harga yang tidak masuk akal. Hal ini menyebabkan banyak sekali anggota yang menimbun barang dan tidak terpakai.

9. Program pembinaan
Direct Selling:
- Program pembinaan Mitra Usaha sangat diperlukan agar didapat anggota yang berkualitas tinggi.
Sistem Piramida:
- Tidak ada program pembinaan apapun juga, karena yang diperlukan hanya rekruting saja.

10. Pelatihan produk
Direct Selling:
- Pelatihan produk menjadi hal yang sangat penting, karena produk harus dijual sampai ke tangan konsumen.
Sistem Piramida:
- Tidak ada pelatihan produk, sebab komoditas hanyalah rekrut keanggotaan. Produk dalam sistem ini hanyalah suatu kedok saja.

11. Peningkatan kualitas downline
Direct Selling:
- Setiap upline sangat berkepentingan dengan meningkatnya kualitas dari para downlinenya, kesuksesan seorang Mitra Usaha dapat terjadi jika downline-nya sukses. Keberhasilan upline ikut ditentukan dari keberhasilan downline.
Sistem Piramida:
- Para upline hanya mementingkan rekruting orang baru saja. Apakah downline berhasil atau tidak, bukanlan merupakan perhatian dari upline.

12. Peluang usaha
Direct Selling:
- Merupakan salah satu peluang berusaha yang baik dimana setiap Mitra Usaha harus terus melakukan pembinaannya untuk jaringannya. Tidak hanya menunggu.
Sistem Piramida:
- Bukan merupakan suatu peluang usaha, karena yang dilakukan lebih menyerupai untung-untungan, dimana yang perlu dilakukan hanyalah 'membeli kavling' dan selanjutnya hanyalah menunggu.

sumber: APLI

So... let's join smart biz...!!!

Direct Selling & Money Game

Lebih jauh tentang Direct Selling & Money Game akan aku posting disini. Info ttg Direct Selling aku dapat dari websitenya APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia), sedangkan info ttg Money Game aku peroleh dari website Perencana Keuangan yg pernah dipublikasikan di Tabloid Nova.
-----

Pengertian Direct Selling

1. Apa itu Direct Selling (Penjualan Langsung) ?
Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah metode penjualan barang dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar.

2. Apa saja yang termasuk Direct Selling ?
Terdiri dari:
1. Single Level Marketing (Pemasaran Satu Tingkat), maksudnya adalah metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana Mitra Usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri.
2. Multi Level Marketing (Pemasaran Multi Tingkat), maksudnya adalah metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan/atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.

3. Bagaimana kita mengetahui perusahaan yang melakukan penjualan langsung dengan benar ?
Yaitu:
1. Mitra usaha hanya
boleh membeli keanggotaan dari perusahaan satu kali saja.
2. Perusahaan tidak boleh memberikan keuntungan kepada Mitra Usaha hanya atas hasil rekrut anggota baru.
3. Di perusahaan, harus ada barang atau jasa yang diperdagangkan dan dipergunakan oleh konsumen.
4. Barang tidak dipergunakan sekedar sebagai kedok, yang akan terlihat bila barangnya dijual dengan harga yang tidak wajar.
5. Keuntungan atau laba yang diperoleh anggota adalah terutama berdasarkan penjualan barang atau jasa kepada konsumen, bukan dari rekruting anggota baru.
6. Ada pelatihan tentang pengetahuan produk dan cara menjual kepada mitra usaha.
7. Ada buy back guarantee (jaminan beli kembali setelah diperhitungkan semua biaya-biaya terkait) dari perusahaan atas produk atau inventory yang masih layak jual milik anggota bila anggota mengundurkan diri dari perusahaan.

sumber: APLI
-----

Mengenal Bisnis Money Game

Beberapa dari kita mungkin pernah mendapat mendapat tawaran bisnis money game. Dalam kenyataannya, bisnis ini seringkali bagus bagi mereka yang baru saja bergabung, tapi tidak bagus bagi mereka yang bergabung belakangan. Apa dan bagaimana money game ?

Bu Yeni sedang kebingungan, pasalnya seorang temannya baru saja datang ke rumahnya dan menawarkan suatu bisnis baru yang kelihatannya cukup menarik. Dengan sebuah kertas, temannya menggambarkan bagaimana bisnis itu bisa berjalan.

Apa sih bisnisnya? "Ini MLM", kata temannya. Oke, MLM (Multi Level Marketing). Tapi kok disini tidak ada produk yang dijula? Yang ada adalah bahwa Bu Yeni diminta membayar sejumlah dana, setelah itu ia harus mencari dua orang untuk ia sponsori (dua orang itu maksimal).

Nantinya, dengan bantuan Bu Yeni, kedua orang tersebut harus bisa mensponsori dua orang lagi, dan seterusnya. Setelah sampai pada level tertentu, Bu Yeni akan mendapatkan sejumlah uang, dan "permainan" itu dianggap selesai. Kalau mau, Bu Yeni bisa ikut lagi dengan mendaftar ulang dan mengulang lagi permainan itu.

Kelihatannya sih menarik. Ya, tawaran uangnya memang menarik. Dan kelihatannya sampai kapan pun yang namanya uang memang menarik. Tapi kalau nanti ada apa-apa bagaimana dong? Misalnya, perusahaannya lari. Atau bisa juga bangkrut seperti Gee Cosmos baru-baru ini.

Perlu diketahui bahwa bisnis yang hanya mengandalkan perekrutan saja seperti itu (tanpa ada produk yang dijual) disebut Bisnis Piramid. Kadang-kadang, bisnis piramid ini disebut juga Bisnis Money Game. Di Indonesia, bisnis ini lazim disebut Bisnis Penggandaan Uang.

Bagaimana sih ciri-ciri bisnis seperti itu?

1. Perusahaan yang mengadakan bisnis itu biasanya mengatakan bahwa bisnisnya adalah bisnis MLM. Penggunaan istilah MLM oleh perusahaan money game biasanya adalah karena mereka tidak ingin bisnis orang jadi malas bergabung jika mereka terang-terangan menyebut nama money game. Karena itu mereka biasanya menyebut dirinya MLM, walaupun nama mereka tidak tercantum dalam APLI (APLI adalah singkatan dari Asosiasi Penjual Langsung Indonesia, sebuah asosiasi yang salah satu fungsinya adalah menyaring mana perusahaan yang betul-betul berbisnis penjualan langsung, entah itu dengan menggunakan sistem MLM atau tidak). Kalau nama mereka tercantum dalam APLI, pastilah mereka merupakan Perusahaan MLM yang sejati. Itulah sebabnya, kadang-kadang perusahaan money game seperti itu disebut perusahaan money game yang berkedok MLM.

2. Anda akan diminta membayar sejumlah dana yang cukup besar hanya untuk mendaftar saja. Jumlahnya bervariasi, tapi minimal biasanya sekitar Rp 400 ribuan. Jumlah itu sebetulnya bisa dianggap cukup besar, mengingat Perusahaan MLM yang sejati biasanya hanya meminta biaya pendaftaran yang besarnya biasanya tidak sampai Rp 150 ribuan (itu pun tidak termasuk produk). Rendahnya biaya pendaftaran pada perusahaan MLM adalah agar semua orang bisa memiliki kesempatan yang sama untuk bisa bergabung. Sedangkan pada perusahaan money game, tingginya biaya pendaftaran yang diminta adalah karena mereka harus membayar bonus penghasilan bagi orang-orang di atas Anda yang sudah lebih dulu bergabung.
Pada Perusahaan MLM sejati, biaya pendaftaran biasanya harus bisa dijangkau, karena bonus penghasilan yang akan dibayarkan hanya akan dibebankan pada produk yang terjual saja, bukan dari biaya pendaftaran.

3. Bisnis money game biasanya tidak memiliki produk untuk dijual kepada konsumen. Padahal ini sebetulnya merupakan faktor kunci dari sebuah bisnis MLM yang sejati. Karena itulah, agar bisa terlihat sebagai sebuah MLM, beberapa perusahaan money game biasanya lalu membuat produk untuk bisa dijual. Namun seringkali yang ada adalah bahwa produk yang dijual tersebut memiliki kualitas dan mutu yang biasa-biasa saja kalau tidak mau disebut asal-asalan.
Pada Perusahaan MLM, harus ada produk yang dijual (entah itu berupa barang atau jasa), dan produk tersebut haruslah memiliki kualitas yang cukup baik agar bisa bersaing di pasar. Faktor produk ini sebetulnya juga merupakan faktor kunci dari sebuah perusahaan untuk bisa disebut sebagai sebuah MLM atau tidak. Kalau bisnis yang ditawarkan kepada Anda tersebut tidak memiliki produk, atau mutu produknya asal-asalan saja, jangan sebut itu sebagai bisnis MLM. Itu jelas money game.

4. Bisnis money game seringkali hanya menguntungkan orang orang yang pertama bergabung. Sedangkan orang-orang yang bergabung belakangan seringkali cuma ketiban pulung, entah itu perusahaannya bangkrut, lari atau ditutup, atau karena orang yang bergabung belakangan seringkali tidak bisa memiliki penghasilan yang lebih besar daripada orang yang bergabung lebih dulu. Itulah sebabnya bisnis seperti ini juga disebut bisnis piramid. Kalau di Perusahaan MLM sejati, walaupun Anda bergabung belakangan, Anda bisa punya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar daripada orang-orang di atas Anda yang sudah bergabung lebih dahulu.

sumber: Perencana Keuangan
-----

Nah... lega deh... ternyata gak salah join sama bisnisku !!!

Modal Katalog dan tester

Really ???

Ya, utk jualan ya emang itu modalnya. Diantaranya. Yg lainnya apa lagi ya...????

Di awal mulai di Oriflame aku gak berani modal katalog banyak2, pdhal upline selalu bilang "sebarkan minimal 20 katalog !". Hiiiiiii... aku takut... Tapi di bulan selanjutnya aku sudah berani. Kenapa? Karena aku sudah ngerancang target customer. Bulan ini wilayah A, bulan depan wilayah B, bulan selanjutnya wilayah C, dst... dst... Jadi gak langsung bruk di satu tempat. Ternyata sangat membantu lho... Bahkan katalog gak cuma bisa jadi modal jualan, tapi juga bisa jadi modal dapat member.

Selain katalog, gak lupa aku selalu berusaha melengkapi testerku. Di awal join, aku langsung beli sales kit yg representatif itu. Cuma sayang agak susah ditenteng kemana2. Kenapa tester perlu ? Karena akan sangat membantu ketika ada customer yg pengin beli lipstik dan parfum/EdT. Customer pasti akan lihat warna lipstick dan aroma parfum/EdT yg sebenarnya. Kalau sudah cocok, baru deh dibeli. Ada lho temenku yg pengin banget punya parfum seperti yang aku punya beberapa tahun yg lalu. Padahal aku aja dah lupa apa namanya dan aku beli dimana. Akhirnya aku tawarin Precious Eau de Parfum (yg mahal itu....untungnya pas diskon di bulan Juni yg lalu). Dan alhamdulillah dia cocok sama aromanya, dan dia gak peduli dengan harganya. Katanya "Soal harga aku gak masalah, yg penting aku cocok !".

Nah 'kan... gak sulit koq utk memulai... Ayo dong... !!!!

Total - All out

Karena aku sudah berani masuk ke bisnis ini, ya aku harus siap total secara mental dan fisik.

Secara mental, aku siap diberi sebutan "sales", walau sebenarnya sudah memiliki sebutan yg cantik dari Oriflame yaitu Independent Beauty Consultant. Gak papa-lah. Bersakit-sakit dahulu akan lebih baik. Juga siap ditolak ketika menawarkan katalog atau sistem bisnisnya. Toh semua itu sudah diantisipasi di dalam bacaan2 yg diterbitkan oleh Oriflame. Tinggal mempraktekkan saja.

Secara fisik, ya siap mencoba beberapa produknya, karena tak kenal maka tak sayang. Selain itu, gak ada salahnya dong punya sales kit bag, juga punya sales kit. Dan menurutku, adalah sangat baik bila semua itu bisa dibawa kemana pun kita pergi. Sales bag bisa utk nyimpan berkas2. Sales kit, jelas utk menyimpan tester2; sehingga ketika menunjukkan tester kepada customer akan tampak lebih profesional karena dikemas dalam wadah yg cantik.

Kemana pun aku pergi, di tas selalu ada satu katalog bulan berjalan, COF (daftar harga), booklet order form (nota kecil), mini COF, dan form aplikasi. Sehingga ketika tiba2 ada pesanan, atau ada teman member yg minta bantuan misalnya tanya ttg consultant price dan nilai poin, maka aku akan langsung bisa bantu. Aku selalu bawa minimal 2 form aplikasi, siapa tahu tiba2 ada yg pengin didaftarkan jadi member.

Juga selalu siap online 24 jam ! ...Kan bisnisku ditekankan secara online...
Alhamdulillah di waktu jam dan hari kerja (5 hari kerja) aku ada fasilitas internet unlimited. So, no problem. Nah, utk mengantisipasi weekend atau hari libur, dimana di rumah aku blm punya koneksi internet, aku manfaatkan GPRS. Kebetulan aku pakai ponsel SE K310i yg sudah support HTML dan siap menjadi modem. Serta aku pakai simcard Matrix Indosat, yg sangat mudah sekali dan cepat utk koneksi internet dimanapun aku berada. Jadi tinggal dikoneksikan ke PC notebook, jadi deh.. spider on the web (kata bossku -red.)! Toh aku gak perlu download macam2, hanya perlu sering2 cek email. Serta paling2 kalo ada member baru di luar jam kerja, hanya perlu masuk ke website dBC utk ndaftarin training. Oh ya, juga sesekali buka Yahoo!Messenger barangkali ada member lain yg online, sapa tau bisa diskusi atau tanya2.

Ya ! All out itu sangat perlu. Please..

Jalin komunikasi

Banyak lho orang2 yg dulu pernah jd member Oriflame, tp pd akhirnya gak melanjutkan keanggotaannya. Beberapa kali aku menjumpai orang yg demikian. Tau gak kenapa? Alasannya selalu "upline entah kemana" !. Kenapa kalo upli*ne meninggalkan down*line mengakibatkan d*line patah semangat? Karena sudah tidak ada komunikasi lagi. Padahal utk memotivasi anggota group, sangat diperlukan jaringan komunikasi yg cukup lancar antara leader dan member. Mungkin komunikasi adalah satu faktor yg selalu mematahkan semangat dalam bisnis offline. Udah ada bantuan hape alias ponsel sih.. tp kebanyakan pd pake prabayar yg mana kendalanya adalah ketika pulsa habis. Kalo musti telp2-an kan sayang pulsa membengkak. Kalo musti kesana2 (datang ke rumah d*line) .. aduh.. sayang berat di ongkos bensin. Nah...

Tetapi bisnis lewat online seperti aku ini, tidak ada kesulitan utk masalah komunikasi. Tentu saja diusahakan punya group yg bisa online juga. Komunikasi selalu bisa dijalin lewat email, milis, chatting, sesekali ponsel/sms atau telpon. Untuk memotivasi d*line juga bisa dilakukan lewat itu semua. Sementara training online jelas sudah disediakan. Tapi bila ingin me-manage group sendiri bisa dibuatkan sharing pengalaman yg diposting di blog (contohnya aku ini). Juga bisa dikirimkan penjelasan2 ke mereka lewat email. Sangat mudah kan ???

Walaupun bisnisnya di-online-kan, tapi masih boleh koq dijalankan secara offline. Kan belum tentu semua d*line kita bisa online setiap saat. Bahkan ada juga yg sama sekali gak pernah menyentuh internet. Untuk itu, agar komunikasi dan motivasi tetap terjaga, selalu aku usahakan utk membuatkan hardcopy dari semua informasi yg ada, yg aku punya, yg aku share lewat email/internet, utk di-copy dan diberikan ke d*line yg offline. Dengan demikian, d*line yg offline tetap diperhatikan. Kan ada pepatah "banyak jalan menuju Roma". Demikian pula, banyak jalan menuju sukses. Ya kan ...???

Antara MLM dan Direct Selling

Banyak 'jalan-jalan' ke blog orang lain, banyak membaca, banyak berusaha cari ilmu, insyaAllah banyak pula ilmu yg bermanfaat yg akan didapat. Salah satunya adalah tentang MLM dan Direct Selling. Aku sadar... bahwa bisnisku ini ke arah itu juga. Tapi kurasa it's okay. Di postingan sebelumnya ada dibahas oleh Aa' Gym.

Oya banyak ilmu yg kudapat justru dari komunitas ibu2 yg enjoy dengan bisnis online lho....

Mau tau banyak ttg pengalaman mereka2 yg udah terjun di bisnis ini ? Coba deh tengok2 kesini.

En.. gak ragu lagi deh...disini nih !!

Ohya berikut ada penjelasan ttg Multi-level Marketing yg aku dapat dari Wikipedia:

Multi-level marketing adalah sistem penjualan dengan memanfaatkan konsumen langsung sebagai tenaga penyalur. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumsi adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.

Keanggotaan di dalam MLM
Upline
biasanya merupakan anggota yang telah terlebih dahulu mendapatkan keanggotaan, sementara downline adalah anggota terbaru dari MLM yang masuk atas afiliasi dan anjuran seorang upline. Namun untuk beberapa sistem MLM tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah (tentunya dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu pula).
Komisi yang diberikan di dalam MLM (Multi Level Marketing) dihitung berdasarkan jasa distribusi yang otomatis terjadi jika konsumen dari tingkatan bawah (downline) melakukan pembelian barang atau menjual kepada pihak lain yang bukan anggota. Anggota MLM yang berada di tingkatan atas dari downline tersebut mendapatkan pula komisi tertentu sebagai imbalan jasanya memperkenalkan produk kepada downlink dan membantu perusahaan MLM mendapatkan konsumen dalam arti sebenarnya. Balas jasa kepada upline bisa pula diberikan setiap kali mendapatkan anggota baru.

Kontroversi mengenai MLM
Seringkali ditemukan kerancuan antara MLM dengan money game. MLM pada hakikatnya adalah sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omzet penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Hal ini sangat berbeda dengan money game. Bonus seringkali didapat dari perekrutan, bukan omzet penjualan.
Sistem money game ini cenderung menggunakan skema piramid, dan orang yang belakangan bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Dalam MLM murni, walaupun dimungkinkan telah memiliki downline banyak, tetapi tanpa omzet tentu saja bonus tersebut menjadi kecil.
Informasi tentang jenis MLM yang benar dapat mengacu pada PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :13/M-DAG/PER/3/2006 tentang KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PENJUALAN LANGSUNG, dengan memuat larangan tegas di bab VII.
Masalah di dalam MLM sering terjadi bila sistem komisi menjurus kepada money game. Uang keanggotaan downline secara virtual telah dibagikan menjadi komisi untuk upline. Sementara harga barang menjadi terlalu mahal untuk menutupi pembayaran komisi kepada upline. Dalam jangka panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi telah melebihi harga barang dikurangi harga produksi.
Hal ini membuat membuat konsumen di tingkatan tertinggi mendapatkan harga termurah atau bahkan mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak sesuai dengan usaha yang telah dilakukan. Sehingga akhirnya anggota baru tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar mendapat komisi yang bisa menutupi kerugian virtual yang dialaminya.
Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia sistem MLM menjanjikan janji muluk yang tidak mungkin bisa dicapai konsumen. Misalnya jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang jaringan yang setiap jenjangnya harus penuh berisi 10 anggota akan mendapatkan uang Rp 10 Miliar. Sepintas hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika konsumen menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 10 pangkat 10 = 100 juta anggota baru (hampir separuh penduduk Indonesia).

Jelas kan..?! Bahwa bisnis di Oriflame bukan money game.. bukan sistem piramida.. Makanya.. be smart, please...

Harus punya prinsip

Aku selalu punya prinsip bahwa tiap orang punya komunitas sendiri. Bahwa teman sekantorku pasti punya komunitas sendiri di luar sana. Bahwa tetanggaku pasti punya komunitas sendiri.

Semua itu aku jadikan modal untuk menjalankan bisnis ini.

Why not ???

Teman aku kasih katalog, nah dia akan mengenalkan katalog tsb ke temannya. Tetangga kukasih katalog, dia akan memberitahukan ke tetangganya juga. Demikian seterusnya. Aku tidak memaksa mereka utk membeli, menjadi member atau menjalankan bisnis ini. Tapi pelan2 aku sambil 'mempelajari' orang tersebut. Dari situ kan bisa tahu mana yg hanya ingin menjadi konsumen, mana yg hanya jd konsumen tp ingin dgn harga member, juga mana yg pengin menjalankan bisnis.

So.... jgn takut dan ragu deh utk terus jalan !!! Yuk...!!!

Bisa punya produk gratis

Kenapa bisa ?

Bisa dong...!!!

'Kan kalo aku jual ke customer, aku mendapat keuntungan dari penjualan tersebut. Kalau sedang tidak terlalu butuh pemasukan cash, tapi sedang kehabisan suatu produk, misalnya shampoo habis, maka aku bisa beli dari uang keuntungan tersebut. Artinya, aku tidak perlu keluar uang khusus utk beli produk tersebut. Malahan, poin jadi bertambah ! Iya kan ??? Logis sekali 'kan ???

Di postingan yang dulu2 juga pernah aku ceritakan, bahkan aku bisa punya parfum yg cukup mahal, tanpa keluar uang sedikitpun.

Mau ???? Sini dong...

Semangat nih !

Kenapa aku semangat njalanin bisnis yg ini ?

Pertama, aku mampu lolos WP1 dalam waktu 10 hari ! Bisa dapat bonus produk gratis pertama.
Bulan kedua, mampu lolos WP2 lagi, bahkan BC dan masuk level 3%. So, bonusnya macam-macam deh...plus bonus uang !
Dilanjutkan bulan ketiga, juga mampu lolos WP3 dengan lancar ! Plus lolos BC lagi dan masih bertahan di level 3%. Bisa punya parfum cukup mahal, tapi dapatnya gratis !

Dengan bekal belajar dari training online dan consultant manual serta dukungan dari keluarga (suami & anak), aku bisa melangkahkan kaki step-by-step. Dari menentukan target konsumen, kemudian target prospek sampai menjadi downline.

Mudah2an bulan ini bisa 6% ! Amien.

Aku kan gak pengalaman jualan, jadi mraktekkin aja yg ada di training. Ngasih katalog terbaru ke orang yg dah kukenal, yah.. walaupun blm kenal banget, tp kalo prospektif ya gak ada salahnya dong. Pertama dikasih pasti mereka blm tentu langsung order, tunggu aja barang 3-5 hari bahkan seminggu. Buktinya tiba2 ada aja yg kirim sms minta dibelikan ini itu. Alhamdulillah banget kan ?!

So.. mudah kan sebetulnya menjalankan bisnis ini..???!!!!

Join yuk...

Bisnisku tidak termasuk dalam Skema Piramida

Hari ini di milis yg aku ikuti ada pencerahan baru ttg skema piramida dalam bisnis marketing. Cukup informatif, dan bisa menjadi new lesson utk kita yg masih buta dengan sistem bisnis marketing.

Jadi semakin tahu, dan musti hati-hati untuk memilih bisnis. Mungkin aku sempat hampir terjebak.. tapi ini aku masih terus menggali informasi.

Mudah-mudahan sih cukup membantu.

Skema Piramida: tidak seindah janjinya (Bagian Pertama)
posted by temen di milis

Bundas, Pandas...

Banyak banget sistem penjualan yang sekilas, mencontek sistem M*L-M. Padahal kalaupun dirunut2, sebenarnya ini hanya skema piramida, yang sangat merugikan down*line.

Pencarian aku mengenai skema piramida, pada awalnya, karena aku tertarik dengan sebuah jaringan penjualan pulsa di internet. nDilalah... pas aku telpon nomor yang disediakan di iklan koran tsb. Jawaban dari sang penggagas, sangat-sangat tidak menyenangkan.

Dea: "Jadi bagaimana kalau down*line saya tidak berkembang?"
Mr. X: "Yang penting ibu sudah memiliki 3kaki, perkara mereka tidak berkembang, itu urusan mereka. Bukan lagi urusan Ibu."
GLEK!!!!

Langsung, saat itu juga aku il-fil. Pencarian aku, akhirnya sampai pada APLI. Di web ini, aku mendapatkan banyak info mengenai sistem penjualan langsung dan skema piramida. Apa dan bagaimana-nya mereka, akan aku kirimkan untuk para Bundas dan Pandas (yang gak bisa browsing) yang sedang mencari-cari bisnis yang mudah, murah, dan aman:-)

Selamat membaca:-)

Dea Haryono
www.dbc-network.net

"Nothing can stop the man with the right mental attitude from achieving his goal; nothing on earth can help the man with the wrong mental attitude."
-- Thomas Jefferson

*Sistem Piramida perlu diwaspadai*

Di Indonesia saat ini telah berkembang Penjualan Langsung melalui sistim Piramida. Sistem piramida ini secara sepintas mirip Multi Level Marketing dan cukup banyak orang telah melibatkan diri sebagai anggota, lebih tepat disebut bahwa sistem ini berkedok Multi Level Marketing.

Sistem Piramida, yang menawarkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan besar dengan sedikit usaha, sebenarnya telah pula dijalankan di Taiwan, Amerika Serikat, Malaysia dan lain-lain negara, tetapi sehubungan dengan banyaknya pengaduan dari para anggotanya, kini di negara-negara tersebut sistem ini diawasi secara ketat oleh Pemerintah setempat karena dianggap merugikan dan meresahkan masyarakat luas. Diantara perusahaan-perusahaan tersebut banyak pula yang telah ditutup.

*Aturan Sistem Piramida*

- Biaya Pendaftaran keanggotaan berikut paket produk, sangat mahal
- Harga jual produk-produknya juga sangat tinggi, ada yang bisa mencapai lebih dari 10 kali lipat harga produk sejenis dipasaran.
- Sistem dilakukan menyerupai Multi Level Marketing, tetapi tidak sama. Misalnya masing-masing anggota dibatasi hanya boleh merekrut maksimum 2 orang. Dua orang tersebut, rekrut dua orang lain lagi dan seterusnya hingga terbentuk satu piramida juga cara-cara lain yang mirip cara ini, misalnya merekrut max. 3,4,5 anggota.
- Satu orang anggota boleh "membeli" lebih dari 1 keanggotaan (disebut kavling).
- Imbalan diberikan berdasarkan tersusunnya satu jaringan berbentuk piramida dengan jumlah orang dalam format tertentu; imbalan bukan berdasarkan presentasi atas volume penjualan dan tidak ada unsur harus memasarkan produk sampai kepada konsumen.
- Masa keanggotaan kadangkala berlangsung sangat singkat (hanya sampai dengan terbentuknya suatu format tertentu). Berbeda dengan perusahaan penjualan langsung, dimana anggota dapat aktif minimal 1 tahun atau bahkan seumur hidup.
- Program pemasaran (Marketing Plan) skema piramida sangat rumit dan susah dipelajari. Titik berat pada rekruting, bukan pada penjualan.

*Apa bedanya dengan bisnis penjualan langsung?*

Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama, yaitu sistem konvensional atau Single Level Marketing (termasuk party plan), sistem Limited Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing.

- Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa saja yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan.
- Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut, mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut Distributor atau Dealer.
- Semuanya sama-sama mengenakan biaya pendaftaran keanggotaan kepada para Distributor/Dealernya dengan nilai yang pantas sesuai dengan starter kit yang diperoleh.
- Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk (barang atau jasa) dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para Distributor/Dealer sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume penjualan yang dicapai, para Distributor/Dealer memperoleh imbalan berupa komisi beserta insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang jumlah dan besarnya tidak terbatas.
- Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih.
- Bagi Distributor/Dealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan sudah pasti ada.
- Program pemasaran (Marketing Plan) sederhana dan transparan.

terus ada yg kasih comment gini nih:

Ikut kasih comment ya,
Yang namanya sistem piramida atau sistem penjualan langsung atau multi level marketing itu hanyalah sebuah tools, alat, strategy, cara sebuah perusahaan agar produknya bisa laku atau banyak yang membeli. Jadi yang namanya jaringan dengan sistem apapun, yang kaya itu yang punya produk, bukannya downline, member atw kavling atw... Tidak ada satupun jaringan yang menjanjikan apabila kita menjadi member atw dowline "kita pasti akan kaya" tetapi yang mereka janjikan dengan semangat dan kerja cerdas kita akan menjadi kaya. Jadi intinya yang bisa membuat kaya itu ya diri kita sendiri, bukan jaringan, bukan upline, bukan bos tapi ya diri kita sendri.

Happy Work Smart,
eko.


Smart business juga ya.....

AA Gym tentang MLM

Kemarin dapat email dari milis yg isinya spt tsb diatas. Sebagai seorang muslim memang selama ini selalu ada pertanyaan yg mengganjal di hati tentang bisnis MLM. Karena ada yg bilang haram, tapi secara logika kurasa nggak juga. Dari baca email ini aku agak lega-an. Jadi semakin bersemangat utk melanjutkan ngejalaninnya.

Isi email tersebut sbb:

"…Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mer\ngubah keadaannya yang ada pada diri mereka sendiri."

MLM boleh saja berasal dari barat. Namun, dalam praktek dan implementasinya, bisnis ini penuh nuansa Islam, baik silaturahmi, tolong menolong dan tawakal dalam merubah nasib.

Islam, sebagai agama rahmatan lil alamin, tidak melulu mengatur hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya (hablum minallah). Melainkan hubungan antara manusia dan sesamanya (hablum minannas). Kedua hal tersebut tak dapat dipisahkan. Lebih-lebih dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi, suatu tugas yangt ak dapat diemban oleh malaikat, hamba Allah yang paling taat menjalankan perintah-Nya.

Dalam melaksanakan kekhalifaannya itu, Ilahi menyiapkan beberapa perangkat kepada manusia, sesuatu yang tak diberikan sempurna kepada mahluk lainnya, seperti akal, nafsu, naluri, budi, ilmu dan agama. Karena itu, manusia merupakan mahluk paling sempurna diantara mahluk ciptaan-Nya. Dan perangkat-perangkat tadi digunakan, setelah manusia menjalankan shalat (hablum minallah), seperti diamanatkan dalam Al Qur'an surat Al Jumu'ah, ayat 62: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kami di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Carilah karunia Allah pada ayat tersebut – banyak menyebut kewajiban manusia untuk bekerja dan berusaha – bukan semata-mata uang. Kata K.H Abdullah Gymnastiar, dalam tulisannya di Republika, rubrik Taushiyah, alat ukur keuntungan dalam berbisnis atau bekerja itu ada lima.

Pertama, keuntungan amal shaleh.

Kedua, keuntungan membangun nama baik.

Ketiga, keuntungan menambah ilmu, pengalaman dan wawasan.

Keempat, keuntungan membangun tali silahturahmi atau relasi yang baik.

Kelima, keuntungan yang tidak sekadar mendapatkan manfaat bagi diri sendiri, melainkan bagi banyak orang dan memuaskan orang lain.

Ternyata, dari lima alat ukur itu, semua terakomodir dalam bisnis MLM. Misalnya, keuntungan membangun relasi dan silaturahmi, merupakan hal pokok dalam bisnis MLM. Sebab, dalam bisnis MLM, dibangun atas dasar dua prinsip: menjual dan mensponsori orang lain ke dalam bisnis ini.

Kedua hal tersebut, hanya dapat dilakukan dengan melakukan silaturahmi (dalam MLM disebut home sharing, home meeting). Dalam silaturahmi itu, pelaku bisnis ini mempresentasikan tentang keunggulan produk maupun peluang bisnisnya untuk menjadi jutawan.

Silaturahmi, dalam bisnis MLM, dianjurkan dari orang-orang terdekat dahulu, seperti anggota keluarga dan sahabat. Kepada merekalah, kunjungan dilakukan untuk memperkenalkan bisnis ini. Lalu, dilanjutkan dalam aspek yang lebih luas, tetangga, relasi, maupun kenalan-kenalan baru.

Lagi-lagi dalam perspektif Islam, silaturahmi dan menjual, juga dianjurkan. Silaturahmi dalam hadis nabi yang diriwayatkan oleh Bukahri, "Siapa yang ingin murah rezekinya dan panjang umurnya maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi". Begitupun saat ditanya oleh sahabatnya tentang usaha yang terbaik, Rasullah menjawab: kerja dengan seseorang dan semua jual beli yang mabrur. Kebetulan, sebelum diangkat menjadi rasul, profesi nabi adalah berdagang yang dilakukannya sejak usia 12 tahun.

Dalam berdagang, nabi dikenal jujur, sehingga dijuluki Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Kejujuran nabi dalam berdagang –samapai ke negeri Sjam – membuat investornya konglomerat Siti Khadijah, jatuh cinta. Keduanya menikah dalam usia yang terpaut jauh: Siti Khadijah berusia 40 tahun, sedang nabi 25 tahun.

Setelah berhasil mensponsori, maka peran upline selaku "orang tua" kepada downline dilakukan. Layaknya orang tua, upline memberikan pengarahan, bimbingan dan mengajarkan tentang seluk beluk bisnis ini. Ataupun mengikuti training dan pelatihan yang dilakukan perusahaan maupun para leader, yang dalam Islam, dikenal Taushyiah (saling berbuat kebaikan). Dalam kegiatan ini, seperti dikatakan oleh Aa Gym – demikian sebutan akrab K.H Abdullah Gymnastiar – diperoleh keuntungan menambah ilmu, pengetahuan dan wawasan.

Katanya, jika punya banyak uang, tapi tidak berilmu, sebentar saja uang itu bisa hangus. Tidak sedikit orang punya uang, tetapi tidak memiliki banyak pengalaman, sehingga mereka mudah tertipu. "Sebaliknya, misalkan uang kita habis dirampok, kalau kita memiliki ilmu, kita bisa mencarinya lagi dengan mudah," demikian cuplikan dari surat kabar.

Sekali Orivlame tetap Orivlame

Posted by: "taufiq hidayatullah" tq_hidayat@yahoo.com
Sat Jun 30, 2007 5:01 am (PST)

Begitu... mudah-mudahan cukup bermanfaat.

So.... gak perlu ragu lagi kan ??!!! Yuk... join bisnis lewat sini dong.. !!!